Peristiwa menyedihkan ketika kehilangan seseorang terlebih jika itu kerabat terdekat kita.
Mengutip dari Pengkhotbah 7 : 2, “Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.”
Beberapa hari lalu saya dan beberapa teman menghadiri pemakaman seorang hamba Tuhan yang beberapa bulan terakhir bergumul dengan penyakit yang dideritanya. Kami begitu mengenalnya, sehingga itu membuat kami merasakan duka yang cukup mendalam.
Saya menyadari bahwa kehidupan dan kematian sangat dekat. Bahkan seorang yang dalam kehidupannya sehari-hari selalu melayani Tuhan pun bisa merasakan sakit dan pada akhirnya mengalami kematian.
Peristiwa duka yang dialami menandakan bahwa kehidupan ini adalah sementara. Seperti uap yang bisa segera lenyap. Segala sesuatu yang dicapai dalam kehidupan dunia ini pada akhirnya akan lenyap.
Apapun yang terjadi dalam hidup ini, menunjukkan bahwa semua ada waktunya. Ada waktu untuk kita menjalani kehidupan di dunia yang fana ini dengan bekerja, terlibat dalam pelayanan, bersenang- senang, dan pada waktunya nanti ketika IA Sang Pemilik Hidup ini berkata waktunya sudah selesai maka kita pun akan kembali kepada DIA yang menciptakan kita.
Sekarang bagaimana kita harus menjalani kehidupan kita agar menjadi kesaksian dan berkat bagi banyak orang, karena kehidupan yang kita jalani di dunia ini pun adalah Anugerah Tuhan dan lewat kehidupan kita, Tuhan akan dipermuliakan.
So, ketika kita diberi kesempatan hidup di dunia ini, berbuatlah yang terbaik, berikan yang terbaik untuk menyenangkan DIA Sang Pemilik Hidup sampai nanti kita kembali kepada DIA dengan penuh sukacita.
Mengutip dari Pengkhotbah 7 : 2, “Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.”
Beberapa hari lalu saya dan beberapa teman menghadiri pemakaman seorang hamba Tuhan yang beberapa bulan terakhir bergumul dengan penyakit yang dideritanya. Kami begitu mengenalnya, sehingga itu membuat kami merasakan duka yang cukup mendalam.
Saya menyadari bahwa kehidupan dan kematian sangat dekat. Bahkan seorang yang dalam kehidupannya sehari-hari selalu melayani Tuhan pun bisa merasakan sakit dan pada akhirnya mengalami kematian.
Peristiwa duka yang dialami menandakan bahwa kehidupan ini adalah sementara. Seperti uap yang bisa segera lenyap. Segala sesuatu yang dicapai dalam kehidupan dunia ini pada akhirnya akan lenyap.
Apapun yang terjadi dalam hidup ini, menunjukkan bahwa semua ada waktunya. Ada waktu untuk kita menjalani kehidupan di dunia yang fana ini dengan bekerja, terlibat dalam pelayanan, bersenang- senang, dan pada waktunya nanti ketika IA Sang Pemilik Hidup ini berkata waktunya sudah selesai maka kita pun akan kembali kepada DIA yang menciptakan kita.
Sekarang bagaimana kita harus menjalani kehidupan kita agar menjadi kesaksian dan berkat bagi banyak orang, karena kehidupan yang kita jalani di dunia ini pun adalah Anugerah Tuhan dan lewat kehidupan kita, Tuhan akan dipermuliakan.
So, ketika kita diberi kesempatan hidup di dunia ini, berbuatlah yang terbaik, berikan yang terbaik untuk menyenangkan DIA Sang Pemilik Hidup sampai nanti kita kembali kepada DIA dengan penuh sukacita.
Comments
Post a Comment